Selasa, 17 April 2012 | By: Yuninda Sesartika

a box of memories...(cont)

Melanjutkan cerita tentang kumpulan sampah-sampah penuh kenangan kemarin, aku punya cerita lagi. Pernah ngga diantara kita ada yang suka telat datang ke sekolah dulu? Yap, pasti ada lah..ngga mungkin kalo ada siswa yang ngga pernah datang telat ke sekolah.

Dulu..ketika masih SMA tentu orang tua kita ssngat berharap kita akan menjadi siswa teladan di sekolah. Ya bukan? Nah, karena aku termasuk anak yang berbakti dan selalu ingin membuat orang tua bangga, aku pun berusaha untuk itu. Tetapi tampaknya Tuhan berkehendak lain kawan..bukan menyandang gelar sebagai siswa teladan, aku justru dinobatkan sebagai siswa telatan  2007 waktu itu. Ironis sekali memang :D

Dulu, khususnya ketika kelas 1 SMA hampir setiap hari saya datang terlambat ke sekolah. Entah apapun alasannya, yang jelas waktu sangat tidak bersahabat denganku waktu itu. Mulai dari menyapu di ruang guru, kepala sekolah, hormat di bawah bendera di tengah lapangan upacara, membersihkan lapangan basket lengkap  dengan tempat parkir, dan lain-lainnya satu persatu aku nikmati. 

Untuk anak-anakku sayang, kelak suatu saat kalau kalian membaca tulisan ini..jangan pernah kau contoh ibumu ini ya nak. Percayalah, ini tidak baik :*


Tetapi, diantara beberapa pengalaman telatku aku punya satu cerita yang mungkin ngga dimiliki oleh siswa mana pun. Ya, aku yakin..kejadian ini hanya terjadi di sekolahku SMA N 1 TRENGGALEK.
Ceritanya, suatu hari tepatnya hari Rabu tanggal 20 Februari 2008, aku datang telat ke sekolah sama seperti hari-hari sebelumnya.Istimewanya, hari itu buanyak suekali siswa lain yang juga datang telat. Akhirnya kami pun digiring masuk ke sebuah ruangan. 

Waktu itu muka kami lebih mirip sama pengamen jalanan yang digaruk oleh Satpol PP. Singkat cerita, setelah beliau Bapak Kepsek saya, Bapak Abu Mansyur memberikan wejangan (baca: marah dan murka) kepada kami. Beliau meminta kami untuk mengeluarkan selmbar kertas dan mencatat apa yang beliau katakan.

Rupanya oh rupanya..si Bapak sedang menciptakan sebuah puisi kawan. 
" Puisi ini Bapak ciptakan secara spontan khusus untuk kalian wahai siswa-siswa telatan", kata Bapak Kepala Sekolah *standing applause *terharu.
(piye to cah..cah, telat kok bangga *geleng-geleng*)

Dan inilah kawan, penampakan dari puisi yang berjudul "AKU INGIN JUARA" Karya Bapak Abu Mansyur..
(kertas ini aku temukan di memories box yang aku ceritakan kemarin)

naskah otentik, puisi "AKU INGIN JUARA"

AKU INGIN JUARA
Aku ingin buat 
Semua orang boleh memilih
Aku ingin juara
Semua orang boleh memilih
Menjadi biasa atau luar biasa
Sudah banyak orang yang biasa 
Aku pantang mencari-cari alasan
Aku mampu dan mau berusaha 
Mengubah kebiasaan yang tidak berguna
Aku tak mau merugikan sesama
Aku ingin juara....


Seperti itulah bunyi dari puisi ciptaan Bapak Kepala Sekolah saya. Bagus kan? Bagus lah..
Buat yang suka "telatan", jadilah siswa telatan yang berguna dan menginspirasi orang lain untuk menghasilkan sebuah karya. Seperti contoh di atas, kami menginspirasi seorang Kepala Sekolah untuk bisa melahirkan sebuah puisi. Kreatif bukan? Heheeeee..
See yaaa :)



0 komentar: ,

Posting Komentar

F