Rabu, 20 Juni 2012 | By: Yuninda Sesartika

Sebuah Nama


Teruntuk sebuah nama yang karenanya disini aku berada
Sebuah nama yang tentangnya kini aku ingin merangkai kata
Sebuah nama yang sedang kuingat-ingat semua masa yang telah dihiasnya
Ya aku ingat..
Sudah kuingat..

teruntuk sebuah nama yang dulu selalu setia membawaku untuk menemaninya bekerja
sebuah nama yang dulu rajin mengambil gambar-gambar ketika aku sedang tertawa
sebuah nama yang dulu setiap malam rela kugigit lengannya sampai aku terlelap dan kembali terjaga
sebuah nama yang dulu selalu kutunggu kedatangannya untuk memberiku sekotak oreo dan sebungkus coklat
sebuah nama yang dulu sangat bersemangat ketika mengantarku lomba lari di alon-alon kota


teruntuk sebuah nama yang mulai berani kupalsukan tanda tangannya
sebuah nama yang mulai berani kubuka-buka isi dompetnya
sebuah nama yang selalu mengajakku bercanda ketika ibu mulai murka

sebuah nama yang kukenal dengan sebutan Bapak..
Terima kasih Bapak
kadang mengenangmu itu terasa begitu menggelikan
namun harus kukatakan bahwa saat ini kau lah yang begitu kurindukan



Sabtu, 09 Juni 2012 | By: Yuninda Sesartika

Surat Cinta B.J Habibie

malam ini sabtu malam, dan saya sedikit "kurang kerjaan"
sama seperti beberapa sabtu malam yang sebelumnya..
sebenarnya apa sih yang istimewa dari sabtu malam?
nggak ada..
karena banyak yang galau dengan datangnya sabtu malam, saya pun ikut-ikutan..
*alibi*

akhir-akhir ini saya suka membaca surat cinta, puisi cinta dan apapun tentang cinta..
ketika sedang iseng-iseng mengetikkan beberapa kata kunci ke om google
muncullah sebuah surat cinta dari seseorang untuk istrinya yang lebih dulu meninggalkannya..
surat cinta ini begitu istimewa, bagi saya..
sudah saya tidak ingin berkata-kata lebih panjang lagi
ini surat cinta dari bapak B.J Habibie yang baru saja saya copy dari salah satu blog..


Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada 
pada akhirnya,dan kematian adalah sesuatu yang pasti, 
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, 
aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, 
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, 
sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, 
hatiku seperti tak di tempatnya, 
dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang, 
rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini,
aku selipkan salam perpisahan panjang
pada kesetiaan yang telah kau ukir, 
pada kenangan pahit manis selama kau ada, 

aku bukan hendak megeluh, 
tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, 
tanpa mereka sadari, 
bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik

mana mungkin aku setia
padahal memang kecenderunganku adalah mendua, 
tapi kau ajarkan aku kesetiaan, 
sehingga aku setia, 
kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan, 
Kau dari-Nya dan kembali pada-Nya, 
kau dulu tiada untukku dan sekarang kembali tiada

Selamat jalan sayang, 
cahaya mataku, 
penyejuk jiwaku,selamat jalan, 
calon bidadari surgaku ….

 B.J HABIBIE 


*speechless*
istimewa..
F