Rabu, 03 Oktober 2012 | By: Yuninda Sesartika

LDR dan Masalahnya

Temanggung, 3 Oktober 2012

Pagi ini, entah kenapa tiba-tiba inget sama blog yang udah tak terjamah sejak tiga bulan yang lalu. Untung, tadi pas saya masuk nggak nemu sarang laba-laba disini *krik*. Jadi, sebenarnya saya sendiri juga bingung mau bahas apa. Lagi pengen nulis aja..

FYI, sekarang sedang berada di Temanggung, sebuah kota kecil yang sepinya nggak beda jauh sama kota kelahiran saya, Trenggalek. Ya, saya sedang menjalani praktik klinik di sebuah rumah sakit disini. Menurut jadwal, saya bakalan disini sampe 3 minggu ke depan. 

Sudah 3 minggu saya berada di kota ini, tentunya dengan teman-teman yang baru. Bukan baru kenal, tapi baru kali ini tinggal sekosan. Sejauh ini, saya sering memperhatikan tingkah laku (baca: kegalauan) teman-teman saya ketika di kos dan menurut hasil survey saya, faktor utama penyebab kegalauan para gadis-gadis ini adalah karena "LDR" yang kepanjangan dari "Long and Desperate Relationshit" *padahal saya juga LDR-an :D*

Tunggu sebentar, ini bahas rumah sakit kenapa jadinya malah ke LDR? *salah fokus *udah, lanjutin aja *malah.

Nah, sebelum memasuki pembahasan lebih lanjut, terlebih dahulu kita harus mengetahui, memahami dan mengamalkan yang namanya LDR *eh. Simpelnya, LDR adalah hubungan jarak jauh yang biasanya dijalani oleh mereka yang berpacaran. Sayang, belum ada teori yang menjelaskan tentang batasan berapa kilometer jarak dan berapa jam waktu tempuh untuk bisa dikatakan sebagai LDR. Bagi sebagian orang, meskipun beda negara mereka tidak menganggap itu LDR, namun bagi sebagian orang lagi, beda RT dan beda gang mereka menyebutnya LDR. Itulah dinamika kehidupan, kawan *loh..

Well, here they are masalah-masalah bagi pasangan LDR yang sering saya jumpai dari teman-teman saya:
F