Minggu, 11 November 2012 | By: Yuninda Sesartika

But a Father Will Always Love Perfectly

Sore ini diluar panas sekali..
Saya baru saja pulang setelah seharian pergi jalan-jalan..
Seperti biasa, kalau tak ada kerjaan saya hanya bisa nongkrong di depan layar..

Kali ini,
saya menemukan sebuah video dari youtube..
video yang menyentuh banget buat seorang anak perempuan seperti saya,
video ini..ah, cekidot saja lah ya :D



Gimana, udah nonton? 
Baiklah, tarik napas dalem dulu..
Nggak lebay kok kalo nangis nonton video ini, IMHO sih..

Sesaat setelah saya nonton video ini, saya mendadak rindu dengan bapak di rumah sana..
Betapa kasih sayang seorang bapak tidak kalah dengan ibu,
hanya saja mungkin sebagian dari kita kadang tidak menyadarinya, termasuk saya :D
Memang, biasanya ibu selalu lebih dekat dengan anak-anaknya..
kasih sayang seorang ibu selalu terlihat lebih besar dibandingkan bapak

Kadang, saya pun tidak menyadari bahwa dibalik kasih sayang ibu yang begitu besar,
disana terdapat sebuah sumber kekuatan yang hebat..
kekuatan yang menguatkan hati seorang ibu untuk kemudian ibu pun mampu menguatkan kita, anak-anaknya..
siapakah sumber kekuatan itu?
Bapak,
ya Bapak..

Sejenak saya berpikir dan muncul beberapa tanya dalam kepala saya..
Betapa seorang bapak tak pernah lelah menjadi penopang dalam hidup kami..
Laptop ini, henpon ini, baju ini, makanan ini, biaya ini itu, dan apapun..
Ini bukan berbicara tentang materi,
tapi pengorbanan seorang bapak..

Saya jadi teringat, ketika seharian bapak saya seharian bekerja di Puskesmas
pulang ke rumah bukan untuk istirahat, tetapi kembali dengan kesibukannya
dengan usaha sampingannya..
Sampai ketika malam tiba pun,
ketika saya pergi keluar rumah, minta uang, bermain bersama teman-teman
bapak masih berkutat dengan pasien-pasiennya..

Untuk apa bapak melakukan itu semua kalau bukan untuk saya, untuk adik saya, untuk semua..
iya semua ini,
disini saya belajar ala kadarnya, bermain-main sesukanya..
sementara disana bapak saya bekerja supaya saya tidak kecewa ketika sewaktu-waktu saya menelepon dan meminta kiriman uang secepatnya..
Anak macam apa saya ini?
Bahkan ketika diminta untuk membuatkan segelas teh saja pun saya kadang menolak dengan jawaban "ah"..
Ketika ditelepon pun kadang saya menekan tombol reject karena sedang asik ngobrol dengan teman-teman saya..

Suatu hari, 
saya mendengar cerita dari teman kantor bapak..
Ternyata bapak sering menceritakan tentang diri saya ketika kepada teman-temannya,
betapa bapak membanggakan saya dan selalu berdoa agar saya benar-benar bisa menjadi seorang yang bisa dibanggakan...
Walaupun terlihat cuek,
ternyata bapak sering mencari tau tentang teman-teman (pria) dekat saya kepada ibu..
hehehehe, pak..pak :* 

Bapak..
terima kasih untuk semua keindahan yang selalu kau berikan,
terima kasih untuk kebaikan yang selalu kau ajarkan,
terima kasih untuk ketegaran yang kau contohkan,
ucapan terima kasihku tak kan mampu bersaing dengan semua pengorbananmu..
Love you 





0 komentar: ,

Posting Komentar

F