Jumat, 25 Mei 2012 | By: Yuninda Sesartika

oh I get a tooth(fu*k)ache

assalamualaikum..

*ngetik pake satu tangan*
*tangan satunya megangin pipi kiri*
*gigit tisu sampe hancur ketelen*
*jilatin air mata yang ngalir ke bibir*

#NyanyiDalamHati.. daripada sakit gigi, lebih baik nggak sakit hati iniiiii..biar tak mengapaaaaaa...

ini adalah kali pertama saya merasakan indahnya sakit gigi sepanjang keberadaan saya di planet bumi. Sumpah, rasanya..nggak ada kata-kata yang mampu mengungkapkan. Saya juga nggak bakal mampu menjelaskan dengan gambar-gambar. Hanya dokter gigi lah yang mampu melakukannya. Yomesti..

Jadi ceritanya, sejak beberapa hari yang lalu gigi geraham ketiga saya mulai tumbuh. Iya, tepatnya gigi sebelah kiri. Loh kok udah gede masih bisa tumbuh gigi? Bisa dong. Jadi kata bapak saya yang seorang mantri gigi di kampung kelahiran saya, setiap orang pasti bakalan tumbuh gigi geraham yang ketiga atau sering disebut gigi bungsu biasanya di usia 17 tahun ke atas. FYI, 30 hari lagi usia saya tepat 20 tahun. Gigi geraham ketiga ini adalah gigi yang terakhir tumbuh dan biasanya rasanya juga akan sangat istimewa. Kira-kira seperti itulah penjelasan bapak saya.



Soal rasanya yang istimewa, sekali lagi saya katakan, saya belum cukup umur untuk menceritakannya. Yang jelas hari ini saya udah puas numpang nangis di kos temen, lanjut lagi di perjalanan pulang dari kos temen ke rumah, dan tetap masih berlanjut lagi di kamar sambil ngetik ini. 
Kalo pas lagi kayak gini, rasanya pengen di pukpukin, pengen ada yang ngingetin minum obat, pengen diingetin makan, pengen ada yang nawarin diri ngerjain tugas saya *kedip-kedip manja*. Huaaaaaaa.. *istighfar*

Nah, saya memang sengaja ngeposting ini bukan karena pengen pamer gigi bungsu saya udah tumbuh, saya udah dewasa, udah bebas nonton film apa aja, giginya udah banyak atau apapun. Bukan..saya bukan orang yang suka pamer seperti itu. Saya cuma mau sedikit cerita tentang cara melupakan rasa nyeri. Jadi gini, sebagai mahasiswa ilmu keperawatan, saya mendapat ilmu tentang teknik distraksi. 


Apa itu teknik distraksi?
Berdasarkan apa yang telah saya pelajari di kampus, teknik distraksi itu semacam teknik yang digunakan untuk mengalihkan fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain. Misalnya, saya ini sedang sakit gigi dengan nyeri yang bertubi-tubi, saya bisa mengalihkan perhatian saya terhadap nyeri yang sedang saya rasakan ke hal-hal lain yang menyenangkan seperti misalnya telponan sama mantan, mantengin poto berdua sama mantan, jalan-jalan ke kaliMANTAN *loh (oke ini sesat, abaikan). *oke fokus* Tujuannya distraksi itu sendiri adalah supaya kita bisa melupakan rasa nyeri yang sedang kita rasakan, ya walaupun tidak untuk waktu yang lama.

Untuk kasus saya ini, setelah menelan beberapa tablet analgesik, saya sudah mencoba mengalihkan nyeri saya dengan mantengin poto saya kemaren bareng mas Alitt (salah satu penulis & blogger favorit saya), dengerin voice note yang dikasih sama mas Alitt kemarin, ngeliatin duit di dompet yang tinggal selembar warna merah darah. Dan alhamdulilah yah, teknik distraksi saya tersebut belum berhasil pemirsa. Tampaknya saya harus benar-benar bertemu dengan mas Alitt langsung baru nyerinya bisa ilang =))

Saya pun mencoba media distraksi yang lain. Kali ini saya maen fesbuk dan twitter, siapa tau ada mensyen dari mas Alitt #ngarep. Sampai akhirnya saya mutusin buat nulis di blog ini. Tapi ini nyerinya masih tetep terasa, cuma nggak seheboh tadi sih. 
Saran saya, buat yang lagi sakit gigi kayak saya dan ingin mencoba teknik distraksi, lakukan dengan teknik yang baik dan benar. Misalnya:
1. Teknik pernapasan. Dengan mengambil dan membuang napas panjang ini dipercaya dapat memberikan ketenangan.
2. Cobalah mendengarkan musik-musik berirama lembut atau suara-suara alam seperti hujan, angin, suara kicauan burung, dan sebagainya.
3. Melihat pemandangan juga terbukti dapat mengurangi tingkat stress dan mengurangi nyeri.
4. Berimajinasi tentang sesuatu yang disukai dan berkonsentrasi pada bayangan itu, sehingga secara perlahan perhatian terhadap nyeri mulai bebas.
Serta masih ada beberapa cara lainnya yang terbukti mampu mengalihkan perhatian terhadap nyeri yang bisa dilakukan secara mandiri..

Well..itu sih yang saya tau. Saya mau coba dulu yaa? Semoga kali ini berhasil :)
See ya..

Assalamualaikum :')


0 komentar: ,

Posting Komentar

F